Wednesday, 27 January 2016

CITA-CITA MEMENUHI SEBAGIAN MEMORI DI OTAKKU

 “Harapan bukanlah sebuah rangkaian kata biasa, tetapi itu merupakan awal dari sebuah kesuksesan.” Kalimat tersebut merupakan sebuah inspirasi yang selalu ada dibenakku. Tiada henti bagiku untuk selalu memotivasikan diri ini dengan berbagai macam seuntaian kalimat semangat. Menurutku, memotivasikan diri sendiri itu sangatlah penting. Hal itu berguna untuk membangkitkan jiwa yang haus akan sebuah harapan.

Namaku senja fatmala, teman-temanku sering memanggilku senja. Kini aku telah duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA), berseragam putih abu-abu dan berada di suasana tepat dimana semua para pelajar menyebut bahwa SMA ialah masa indah semua remaja. Bagi mereka, mungkin pandangan tentang SMA sangatlah indah. Tetapi tidak bagiku. Aku tidak merasakan pandangan itu, sebab memilih dan memutuskan selalu ada ketika aku duduk di bangku SMA ini.

Dulu, ketika aku berada dibangku Sekolah Dasar (SD) ataupun dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), aku masih bisa merasakan berbagai macam permainan, merasakan indahnya suasana bersantai, bahkan belum ada dibenakku untuk memilih jurusan dan universitas yang ingin aku jumpai. Akan tetapi, suasana dulu dengan sekarang berbanding 360 derajat.

Hari demi hari berlalu dan kini aku makin mengenal dengan suasana dimana para remaja menyebut bahwa masa SMA sangatlah indah. Sudah enam bulan lamanya, aku menginjakkan kakiku di SMA ini. SMA Terpadu inilah yang aku pilih untuk membantuku mewujudkan impian yang baru buat diriku sendiri. Banyak sekali sekolah-sekolah di Tangerang yang berkualitas bagus. Akan tetapi, aku percaya bahwa SMA  Terpadu inilah yang dapat membantuku untuk menggapai sebuah cita-cita yang gemilang.

Aku mempunyai cita-cita sebagai seorang perempuan yang memiliki gelar sebagai seorang Sarjana dibidang Psikolog (S2 Psikolog). Akan tetapi, sesosok malaikat yang telah melahirkanku ke dunia ini tidak menyetujui cita-cita yang ingin ku capai. “Mama” ialah sesosok malaikat yang aku maksudkan.

“Mau jadi apa dirimu kelak jika memilih psikolog sebagai impian terbesarmu?” ketus Mama ketika aku memberitahu impianku.

“Sejujurnya, belum ada dipikiranku untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan Mama itu. Entah mengapa, psikologlah yang aku inginkan untuk membantuku memulai sebuah impian.” jawabku dalam hati.

Pertanyaan Mama telah memenuhi sebagian memori di otakku. Merenung, bertanya kepada diri sendiri, dan terpaku diam itulah yang aku bisa untuk mengapresiasikan diri tentang pertanyaan Mama itu. Mama menganggap bahwa seorang psikolog hanya bisa berada disekitar orang-orang yang memiliki keterbelakangan mental saja.

“Seorang psikolog tidak hanya bekerja disekitar orang-orang yang memiliki keterbelakangan mental saja. Seorang psikolog memiliki lapangan pekerjaan yang luas dan bisa menghasilkan uang yang banyak. Contohnya seperti menjadi seorang HRD di perusahaan. Akan tetapi dengan catatan, kamu bisa membawa namamu di berbagai perusahaan ternama.” jawab Ibu yolanda selaku guru di bidang konseling.

Makin bingung saja diri ini dengan keputusan yang aku buat itu. Akan tetapi, ucapan dari seorang Ibu itu merupakan pandangan awal yang telah diprediksi. Walaupun Mama hanya tahu, bahwa psikolog itu hanya bekerja disekitar orang-orang yang memiliki keterbelakangan mental saja, tanpa melihat pekerjaan lain yang dikuasai oleh seorang psikolog. Akhirnya Mama tidak menyetujui aku untuk menjadi seorang Psikolog.

Akibat dari pandangan Mama itu, kini diriku memutuskan untuk berpindah impian menjadi pengacara ternama dan terkenal. Aku memilih menjadi seorang pengacara ternama dan terkenal itu berawal dari sebuah permasalahan di dalam keluarga. Dimana hanya akulah yang dapat menyelesaikannya. Selain itu, sesosok pria yang telah menjadi kepala keluarga itulah yang membuat aku tambah yakin untuk memulai impian menjadi seorang pengacara. “Papa” sesosok pria yang aku maksudkan.

“Anak Papa ini pintar sekali kalau berbicara.” puji Papa ketika aku telah selesai mencari jalan keluar dari permasalahan itu.

Aku teringat dengan seorang pria bernama Hotman Paris Hutapea. Beliau adalah seorang pengacara terkenal yang sangat aku idolakan. Beliau selalu ada di depan layar televisi yang dikenal sebagai pengacara handal dan memiliki banyak uang itulah yang membuat aku semakin bersemangat untuk menjadi seorang pengacara.

Keesokkan harinya, aku bercerita kepada Mama tentang cita-cita baruku menjadi seorang pengacara. Mama setuju dengan cita-cita kedua yang aku impikan itu. Akan tetapi, lain halnya ketika aku menuju sebuah tempat dimana aku dan sahabatku yang bernama agus mengikuti bimbingan belajar di Einstein Collage, aku bercerita tentang cita-cita baruku kepadanya.

“Kamu yakin ingin menjadi seorang pengacara nja?” tanya agus ketika aku selesai bercerita.

“Yakin gus!” jawabku penuh dengan keyakinan.

“Aku punya saudara yang sudah lulus sarjana menjadi seorang pengacara. Akan tetapi, sampai sekarang ini beliau belum juga mendapatkan pekerjaan dan seringku dengar juga bahwa orang yang lulus sarjana menjadi seorang pengacara itu, sebagian besar ialah pengangguran.” kata agus dengan serius.

Informasi yang diberikan oleh sahabatku itu menimbulkan kebimbangan yang membuat pikiranku sangat kacau. Tanpa berfikir ulang, aku pergi menuju salah satu ruangan yang dekat dengan aula SMA Terpadu. Ruangan tersebut dinamakan sebagai ruangan BP. Ya, aku kembali berkonsultasi dengan Ibu yolanda. Aku berkonsultasi kepada beliau tentang impianku menjadi seorang pengacara.

“Kamu tidak salah memilih impian menjadi seorang pengacara. Akan tetapi, persaingan kerja seorang pengacara itu sangatlah besar. Kamu harus pintar dalam bersaing di dunia pengacara, karena tidak banyak pengacara yang bernasib sama seperti Hotman Paris Hutapea itu.” kata Ibu yolanda ketika aku berkonsultasi tentang impianku itu.

Inti dari nasihat Ibu yolanda itu sama seperti yang dikatakan oleh Agus, bahwa tidaklah sedikit orang pengangguran yang mempunyai gelar menjadi seorang pengacara. Sehingga hal itu membuat diriku kembali berfikir tentang cita-cita yang akan membawaku ke dunia masa depan. Pekerjaan sebagai Kedokteran, Kebidanan, Akutansi, Manajemen Perkantoran, Informasi dan Teknologi (IT), Tehnik Sipil, dan Tehnik Industri itu merupakan salah satu pekerjaan yang banyak diminati dan dibutuhkan oleh dunia kerja di masa depan. Akan tetapi, tidak ada profesi yang membuat aku tertarik untuk menjadi seperti yang disebutkan oleh Ibu yolanda

Keesokkan harinya, ketika aku sedang reunian bersama teman-teman SD, salah satu temanku bernama Nila bertanya tentang pelajaran yang aku sukai di SMA ini. Tanpa berfikir panjang, aku menjawab bahwa aku suka berhitung, maka  matematikalah yang aku tunjuk sebagai salah satu pelajaran yang aku sukai.

Kemudian temanku bernama Roni berkata, “Ingin menjadi guru dong kamu senja?”

Selesai reunian, akupun bergegas pulang. Ketika sampai di rumah, tiba-tiba pertanyaan Roni itu muncul dipikiranku. Aku pun akhirnya memikirkan pertanyaan yang membuatku ingin memulai cita-cita yang tidak banyak orang minati.

“Tidak ada salahnya jika aku menjadi guru matematika, toh nanti juga hidupku di masa depan banyak di dalam urusan keluarga yang aku bangun bersama pria yang kelak akan menjadi suamiku.” kataku dalam hati.

Beberapa menit kemudian, aku menuju ruang televisi. Di ruangan tersebut, ada Mama dan Papa yang sedang menghabiskan waktu santainya dengan menonton salah satu acara yang humoris. Tiba-tiba Mama bertanya tentang kehadiranku yang membuat mereka kaget.

“Ada apa nak? Kenapa dirimu belum tidur?” tanya Mama sambil menyuruhku duduk disampingnya.

“Ma, Pa, senja ingin tanya sesuatu. Apakah senja boleh memilih cita-cita menjadi seorang guru matematika?” tanya aku dengan nada pelan.

“Loh kenapa kamu tiba-tiba ingin menjadi guru matematika? Bukankah waktu itu, kamu ingin menjadi seorang pengacara terkenal?” tanya Mama penuh rasa heran.

“Iya, tapi senja sudah tidak berminat untuk menjadi seorang pengacara. Sebab banyak informasi yang senja dapatkan tentang pengacara, Ma. Salah satunya banyak pengangguran di luar sana yang memiliki gelar sebagai seorang pengacara.” kataku menjelaskan.

Berbagai kesimpulan pun aku kumpulkan untuk memantapkan tujuanku menghadapi masa depan. Hari demi hari telah aku lewati dan tibalah masa-masa dimana para siswa menunggu hasil dari jerih payah mereka selama tiga tahun lamanya belajar. Masa itu ialah masa kelulusan.

Berbagai universitas ternama telah menjadi pilihan dari jalan hidup teman-temanku. Tidak jauh berbeda dengan diriku. Aku pun akhirnya telah menentukan tujuan hidupku dengan berkuliah di Universitas Indonesia mengambil Fakultas Matematika. 

Monday, 28 October 2013

kerajaan besar Islam di Indonesia.




1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan oleh Malik As-Saleh. Kerajaan ini terletak di Lhok Seumawe Aceh Utara. Wilayahnya sangat strategis karena berada di daerah Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan dan pelayaran internasional. Pada masa pemerintahan Malik As-Saleh, Kerajaan Samudra Pasai berkembang menjadi bandar-bandar pelabuhan besar yang banyak didatangi oleh pedagang dari berbagai daerah, seperti India, Gujarat, Arab, dan Cina. Dalam perkembangannya setelah Malik As-Saleh wafat pada 1927, kegiatan pemerintahan dilanjutkan oleh putranya, yaitu Sultan Muhamad Malik Al-Taher (1927 – 1326), Sultan Ahmad, dan Sultan Zainul Abidin.

2. Kerajaan Malaka

Pendiri Kerajaan Malaka adalah Paramisora atau Iskandar Syah. Kerajaan ini letaknya berhadapan dengan Selat Malaka sehingga sangat strategis sebagai jalur perdagangan dan pelayaran. Karena letaknya tersebut, kerajaan ini sering kali menjadi tempat persinggahan para pedagang Islam yang berasal dari berbagai negara. Selain Iskandar Syah, terdapat beberapa raja yang sempat memimpin Kerajaan Malaka, di antaranya sebagai berikut.

a. Muhammad Iskandar Syah yang berkuasa pada 1414-1424.
b. Sultan Mudzafat Syah dan Sultan Mansur Syah yang berkuasa pada 1458-1477.
c. Sultan Alaudin Syah yang berkuasa pada 1477-1488.
d. Sultan Mahmud Syah yang berkuasa pada 1488-1511.

Kerajaan Malaka banyak dikunjungi oleh para pedagang dari Gujarat, Cina, Arab, Persia, dan negara lainnya sehingga kerajaan ini memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan ekonominya. Karena kemajuannya dalam perdagangan, Kerajaan Malaka mampu mengalahkan kemajuan Kerajaan Samudra Pasai.

3. Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478. Raden Patah (bergelar Alam Akbar Al Fattah) adalah putra Raja Majapahit Brawijaya, dengan ibu keturunan Champa (daerah yang sekarang perbatasan dengan Kamboja dan Vietnam). Pada awal abad ke-14, Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming mengirimkan seorang putri kepada Brawijaya di Kerajaan Majapahit sebagai tanda persahabatan kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar ini segera mendapatkan tempat istimewa di hati raja. Raja Brawijaya sangat tunduk pada semua kemauan sang putri jelita, yang nantinya membawa banyak pertentangan dalam istana Majapahit.

Raja Brawijaya sudah memiliki permasuri yang berasal dari Champa, masih kerabat Raja Champa dan memiliki julukan Ratu Ayu Kencono Wungu. Makamnya saat ini ada di Trowulan, Mojokerto. Sang permaisuri memiliki ketidakcocokan dengan putri pemberian Kaisar Yan Lu. Akhirnya, Raja Brawijaya dengan berat hati harus menyingkirkan putri cantik ini dari Majapahit. Dalam keadaan mengandung, putri cantik itu dihibahkan oleh Raja Brawijaya kepada Adipati Palembang, Arya Sedamar. Di sanalah Jim-Bun atau Raden Patah dilahirkan. 

Dari Arya Sedamar, putri ini memiliki seorang anak laki laki. Dengan kata lain Raden Patah memiliki adik laki laki seibu, tetapi berbeda ayah. Setelah memasuki usia belasan tahun, Raden Patah, bersama adiknya, dan diantar ibunya berlayar ke Pulau Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Raden Patah mendarat di pelabuhan Tuban sekitar tahun 1419 Masehi. Jim-Bun atau Raden Patah sempat tinggal beberapa lama di Ampel Denta di rumah pamannya, kakak-misan ibunya. 

Sunan Ampel juga bersama para saudagar besar Muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari rekan-rekan utusan Kaisar Cina, Panglima Cheng Ho atau juga dikenal sebagai Dampu-awang atau Sam Poo Tai-jin. Panglima berasal dari Xin-Kiang, pengenal Islam.

Saat itu pengaruh Majapahit telah memudar, dan wilayahnya hanya sebagian kecil Jawa Timur. Raden Patah meninggal tahun 1518, dan digantikan oleh menantunya, Pati Unus. Pada tahun 1521, Pati Unus memimpin penyerbuan ke Malaka melawan pendudukan Portugis. Pati Unus gugur dalam pertempuran ini, dan digantikan oleh adik iparnya, Sultan Trenggono.

Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami masa surut, secara praktis wilayah-wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Wilayah - wilayah yang terbagi menjadi kadipaten-kadipaten tersebut saling serang, saling mengklaim sebagai ahli waris takhta Majapahit. Pada masa itu, arus kekuasaan mengerucut pada dua adipati, yaitu Raden Patah dan Ki Ageng Pengging. Sementara, Raden Patah mendapat dukungan dari Walisongo, Ki Ageng Pengging mendapat dukungan dari Syech Siti Jenar.

Demak di bawah Pati Unus adalah Demak yang berwawasan Nusantara. Pati Unus adalah seorang raja yang memimpikan kembalinya kejayaan Majapahit melalui Demak. Visi besarnya adalah menjadikan Demak sebagai kesultanan maritim yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di Malaka. Dengan adanya Portugis di Malaka, kehancuran pelabuhan-pelabuhan Nusantara tinggal menunggu waktu.

Sultan Trenggono berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah Sultan Trenggono, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatra), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggono. Sultan Trenggono meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto.

Kepemimipinan Sunan Prawoto tidak mulus. Sunan Prawoto ditentang oleh adik Sultan Trenggono, Pangeran Seda Lepen. Pangeran Seda Lepen terbunuh, dan akhirnya pada tahun 1561 Sunan Prawoto beserta keluarganya dihabisi oleh suruhan Arya Penangsang, putra Pangeran Seda Lepen.

Arya Penangsang kemudian menjadi penguasa takhta Demak. Suruhan Arya Penangsang juga membunuh Adipati Jepara, ini menyebabkan banyak adipati memusuhi Arya Penangsang. Arya Penangsang akhirnya dihabisi oleh pasukan Joko Tingkir, menantu Sunan Prawoto. Joko tingkir memindahkan istana Demak ke Pajang, dan di sana ia mendirikan Kesultanan Pajang.

4. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam berdiri berkat perjuangan dari Ki Ageng Pemanahan yang meninggal pada 1575. Setelah meninggal, digantikan oleh anaknya, yaitu Sutawijaya yang lebih dikenal dengan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah. Pada masanya, Kerajaan Mataram terus berkembang dan menjadi kerajaan terbesar di Jawa. Wilayahnya berkembang seputar Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon, dan sebagian Priangan.

Setelah meninggal pada tahun 1601, Sutawijaya digantikan oleh Mas Jolang atau Panembahan Seda Ing Krapyak (1601-1613). Selanjutnya, diteruskan oleh anak Mas Jolang yaitu Raden Mas Martapura karena sering sakit-sakitan, Raden Mas Martapura digantikan oleh anak Mas Jolang yang lain, yaitu Raden Mas Rangsang yang dikenal dengan nama Sultan Agung (1613-1645). Pada masa Sultan Agung inilah Mataram mengalami puncak kejayaan.

Dalam perkembangan selanjutnya, Kerajaan Mataram terpecah belah sehingga berubah menjadi kerajaan kecil. Perpecahan disebabkan adanya gejolak politik di daerah-daerah kekuasaan Mataram dan peran serta VOC dan penguasa Belanda yang menginginkan menguasai tanah Jawa.

Dalam Perjanjian Giyanti (1755) disebutkan bahwa wilayah Mataram dibagi menjadi dua wilayah kerajaan sebagai berikut.

a. Daerah Kesultanan Yogyakarta yang disebut Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Mangkubumi sebagai rajanya dan bergelar Hamengkubuwono.

b. Daerah Kasuhunan Surakarta yang diperintah oleh Pakubuwono.

Akibat Perjanjian Salatiga peranan Belanda dalam pemerintahan Mataram semakin jauh sehingga pada 1913 Mataram akhirnya terpecah menjadi empat keluarga raja yang masing-masing memiliki kekuasaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran.

5. Kerajaan Cirebon

Kerajaan ini lahir pada abad ke-16. Pada abad tersebut, daerah Cirebon berkembang menjadi pelabuhan yang ramai dan menjadi salah satu pusat perdagangan di pantai utara Jawa Barat. Majunya kegiatan perdagangan juga mendorong proses islamisasi semakin berkembang sehingga Sunan Gunung Jati membentuk kerajaan Islam Cirebon. Dengan terbentuknya kerajaan Islam Cirebon, maka Cirebon menjadi pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam di Jawa Barat.

6. Kerajaan Banten

Pendiri Kerajaan Banten adalah Sunan Gunung Jati dan raja pertamanya adalah Hasanuddin yang merupakan anak dari Sunan Gunung Jati. Semula wilayah ini termasuk bagian dari Kerajaan Pajajaran. Kerajaan Banten memiliki hubungan dengan kerajaan Demak. Hasanuddin menikah dengan putri Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak, yaitu Maulana Yusuf dan Pangeran Jepara.

Dalam perkembangan selanjutnya, Maulana Yusuf pada 1570 menggantikan ayahnya untuk menjadi raja Kerajaan Banten yang kedua sampai dengan tahun 1580. Setelah itu, dilanjutkan oleh anak Maulana Yusuf (1580-1605), kemudian Abdul Mufakhir, Abu Mali Ahmad Rahmatullah (1640-1651) dan Abu Fatah Abdulfatah yang lebih dikenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1582). Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa inilah Kerajaan Banten mengalami puncak kejayaan.

Penyebaran Islam di indonesia


Cara-cara Proses Penyebaran Islam di indonesia

Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan secara damai. Hal ini terjadi karena penyebaran Islam di Nusantara dilaksanakan melalui penyesuaian diri dengan adat istiadat pendidika tanpa paksaan dan kekerasan. Itulah penyebab utama agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Faktor lainnya adalah karena agama Islam mengajarkan persamaan derajat dan martabat manusia, tidak membeda-bedakan baik jenis kelamin maupun kedudukan.
Uka Tjandra Sasmita, menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut:
1. PERDAGANGAN
Perdagangan adalah merupakan saluran pertama proses Islamisasi di Indonesia. Pada Abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang dari Arab, Persia dan India. Mereka telah mengambil bagian dari kegiatan perdagangan di Indonesia. Kenyataan itu, mengakibatkan adanya jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dengan para pedagang Islam. Para pedagang Islam tersebut adalah mereka yang datang dari Arab, Persia dan India.
Kegiatan berdagang yang dilaksanakan oleh umat Islam terjadi bukan hanya dengan masyarakat kelas bawah, melainkan juga dengan para bangsawan dan raja. Selama melakukan kegiatan dagang, para pedagang Muslim juga melakukan kegiatan dakwah. Dakwah ini sangat efektif, karena dakwah itu kemudian diteruskan oleh pedagang Indonesia yang telah masuk Islam, ketika mereka berdagang ke tempat lain. Sasmita menyatakan bahwa banyak di antara para pedagang Islam yang kemudian tinggal menetap di daerah-daerah pesisir di pulau Jawa dan Sumatera.

2. PERKAWINAN
Pedagang pada saat itu merupakan orang yang dihormati dan memiliki kedudukan yang tinggi di tengah-tengah masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan penduduk pribumi menginginkan untuk menikahkan putri-putrinya dengan para pedagang tersebut, dengan terlebih dahulu mereka diislamkan. Cara ini merupakan langkah efektif, karena dengan pernikahan ini akan terlahir seorang anak yang muslim juga. Harapan lainnya, dengan pernikahan akan terbentuk masyarakat sehingga suatu saat dapat terbentuk kerajaan dan pemerintahan Islam.
Beberapa contoh peristiwa pernikahan antara pedagang Islam dengan penduduk pribumi adalah perkawinan Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nya Manila, perkawinan Sunan Gunung Djati dengan putri Kawungaten, perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang bergama Islam yang kemudian berputra Raden Patah yang menjadi Raja Demak.

3. POLITIK
Islamisasi melalui jalur politik dilakukan secara berkesinambungan antara penguasa dan pemerintahan. Setelah penguasa atau raja masuk Islam, hampir dapat dipastikan bahwa rakyatnya juga masuk Islam. Misalnya yang terjadi di Maluku dan Sulawesi. Hal itu terjadi karena masyarakat memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap pemerintah, dan seorang raja akan menjadi panutan bahkan menjadi contoh bagi rakyatnya.
Di Jawa proses perkaninan para wali dan juru dakwah dengan putri-putri keturunan kerajaan, membuat status dakwah dan penyebaran Islam mendapatkan perlindungan dan berkembang lebih cepat.
Setelah raja dan rakyat memeluk Islam, kepentingan politik dilakukan dengan cara perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam. Misalnya Sultan Demak yang mengirimkan pasukan di bawah komandi Fatahillah untuk menguasai wilayah Jawa Barat dan menyebarkan Islam di wilayah tersebut.

4. PENDIDIKAN
Jalur pendidikan merupakan media yang efektif dalam proses Islamisasi di Indonesia. Islamisasi bentuk ini dilakukan melalui pendidikan pesantren oleh para guru agama, kiyai dan ulama. Setelah santri selesai belajar, mereka kembali ke masyarakat untuk ikut membantu menyebarkan Islam, bahkan banyak diantara para santri itu kemudian mendirikan dan memiliki pondok pesantren sendiri.
Tujuan pendidikan di pondok pesantren adalah untuk mempermudah penyebaran dan pemahaman agama Islam. Beberapa contoh pesantren perintis penyebaran Islam seperti pesantren yang didirikan oleh Raden Rakhmat di Ample Denta-Surabaya, Pesantren Sunan Giti di Giri. Santri yang belajar di pesantren tersebut bukan hanya berasal dari lingkungan sekitar, akan tetapi banyak yang datang dari jauh bahkan dari luar pulau jawa semisal Kalimantan, Maluku, Makasar dan Sumatera.

5. TASAWUF
Para sufi mengajarkan tasawuf yang diramu dengan ajaran yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Seorang sufi biasa dikenal dengan gaya hidup yang penuh kesederhanaan. Seorang sufi biasa menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakat.
Para sufi terbiasa membantu masyarakat, diantara mereka ada yang ahli dalam menyembuhkan penyakit. Selain itu juga aktif menyiarkan dan mengajarkan ajaran Islam. Diantara para sufi itu yang melakukan islamisasi dengan pendekatan tasawuf adalah Hamzah Fansuri dari Aceh dan Ki Ageng Pengging di Jawa.

6. KESENIAN
Kegiatan Islamisasi lewat jalur kesenian yang paling terkenal adalah dengan cara mengadakan pertunjukan seni gamelan dan wayang. Cara ini banyak ditemukan di kawasan Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lainnya. Seni gamelan banyak digemari masyarakat Jawa. Hal itu tentu mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilaksanakan dakwah Islam.
Seni wayang, adalah kesenian yang memiliki banyak penggemar pada saat itu. Dengan mengemas cerita wayang, para ulama menyisipkan ajaran Islam ke dalamnya sehingga masyarakat dapat dengan mudah menangkap dan memahami ajaran Islam. Contohnya pertunjukan wayang yang dilaskanakan oleh Sunan Kalijaga, dimana dalam pertunjukannya masyarakat dapat menonton dengan karcis membaca dua kalimat syahadat.
Kesenian lainnya yang juga berkembang dan menjadi jalur dalam penyebaran Islam adalah seni bangunan, seni rupa (kaligrafi), seni tarik suara, permainan anak-anak dan sebagainya.
Selain beberapa cara di atas, ada beberapa faktor yang menjadi sebab kenapa Islam mudah berkembang di tanah air, yaitu:
  • Agama Islam bersifat terbuka sehingga penyiaran dan pengajaran agama Islam dapat dilakukan oleh setiap orang Islam;
  • Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara damai;
  • Islam tidak mengenal diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat;
  • Perayaan-perayaan dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana;
  • Dalam Islam dikenal adanya kewajiban bagi orang yang mampu untuk mengeluarkan zakat. Zakat ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan kepedulian hidup di masyarakat.

runtuhnya kerajaan islam di indonesia




Sejarah Runtuhnya Kerajaan Bercorak Islam- Sebagaimana halnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha, kerajaan-kerajaan bercorak Islam pun keruntuhannya lebih disebabkan oleh kemelut politik dan perpecahan dalam tubuh kerajaan mereka sendiri karena perebutan kekuasaan. Kemelut ini membuka peluang besar bagi pihak lain untuk campur tangan dalam urusan kerajaan. Pada akhirnya kekuasaan kerajaan jatuh ke tangan kolonialis. Kerajaan Islam Malaka adalah salah satu contoh yang mengalami kemunduran politik dan ekonomi yang mengakibatkan kekuasaannya jatuh ke tangan portugis pada tahun 1511.

Keruntuhan kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Nusantara dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Samudera Pasai
Samudera Pasai mengalami kehancuran karena perpecahan dalam keluarga kerajaan pada masa Sultan Mahmud Malik Az-zahir, sehingga dapat dikuasai oleh Portugis dan kemudian dikuasai oleh kerajaan Aceh.

2. Aceh
Aceh mengalami kemunduran karena banyak daerah taklukkan yang melepaskan diri dan karena kemunduran dalam perdagangan.

3. Demak
Demak yang paling berpengaruh dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa, mengalami kemunduran sejak wafatnya Sultan Trenggono. Hal ini disebabkan karena kemelut politik yang berkepanjangan di antara keluarga kerajaan.

4. Pajang
Pajang runtuh karena terjadi perebutan kekuasaan di Pajang seoeninggal Joko Tingkir, sehingga pada akhirnya tampuk kepemimpinan diserahkan pada Adipati Mataram.

5. Mataram
Mataram mengalami kehancuran karena perebutan kekuasaan dalam keluarga kerajaan, sehingga memberi jalan padapihak asing untuk campur tangan. Akibatnya, kekuasaan kerajaan menjadi berkurang.

6. Cirebon
Cirebon dibagi menjadi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman, sehingga kekuasannya menjadi berkurang. Pada akhirnya, Cirebon menjalin persahabatan dengan VOC sehingga semakin memperlemah kedudukannya.

7. Banten
Pada masa pemerintahan Sultan Haji, Banten takluk pada VOC sehingga berada di bawah pengaruh VOC.

8. Makassar
Makassar selalu menentang kekuasaan VOC di daerahnya, namun pada akhirnya harus tunduk pada VOC setelah ditandatanganinya perjanjian Bongaya.

9. Ternate dan Tidore
Ternate dan Tidore mengalami kemunduran setelah jatuh ke tangan VOC, walaupun pada awalnya dapat mengusir portugis dari tanah Ternate dan Tidore

Monday, 1 October 2012

PENYEBAB RUNTUHNYA KERAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

                 KERAJAAN HOLING
                                   



LETAK KERAJAAN HOLING
      
Pada abad ke-7 berdiri suatu kerajaan yang bernama Kalingga / Holing. Letak kerajaan kalingga hingga kini belum dapat di pastikan. Hal itu di sebabkan karena adanya beberapa pendapat yang yang berbeda dalam membahas letak kerajaan tersebut, di antaranya :
   

1.      Menurut berita Cina yang berasal dari Dinasti Tang menyebutkan bahwa letak kerajaan kalingga berbatasan dengan laut sebelah selatan, Tan-Hen-La (Kamboja) di sebelah utara, Po-Li (Bali) di sebelah timur, dan To-Po-Teng di sebelah barat. Nama lain dari Holing adalah Cho-Po (jawa) sehingga berdasarkan berita cina tersebut dapat di simpulkan bahwa kerajaan kalingga / holing terletak di pulau jawa, khususnya jawa tengah.

2.      Dalam menentukan letak kerjaan kalingga / holing, J.L. Moens meninjau dari segi perekonomian, yaitu pelayaran dan perdagangan. Alasannya, selat malaka merupakan selat yang sangat ramai dalam aktivitas pelayaran perdagangan. Pendapat J.L. Moens ini di perkuat dengan di pertemukannya sebuah daerah di Semenanjung Malaya yang bernama Keling.

                            
                                      PENINGGALAN KERAJAAN HOLING


Salah satu peninggalan kerajaan kalingga / holing adalah prasasti tukmas. Prasasti ini di temukan di Desa Dakwu tepatnya di daerah Grobogan Purwodadi di Lereng gunung merbabu di jawa tengah. Prasasti ini bertuliskan huruf pallawa berbahasa sansekerta yang menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Selain itu, prasasti ini juga memiliki gambar- gambar seperti kendi, trisula, kapak, kelasangka, cakra, dan bunga teratai yang merupakan lambing keeratan hubungan manusia dengan para dewa.    
  





      ASPEK KEHIDUPAN PEMERINTAHAN KERAJAAN HOLING


A)    Kehidupan Politik
    Berdasarkan berita cina di sebutkan bahwa kerajaan kalingga / holing di perintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras namun adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, Ratu Sima selalu memberikan sanksi yang tegas. Rakyat tunduk dan patuh terhadap segala perintah Ratu Sima bahkan tidak seorang pun rakyat maupun pejabat kerajaan yang melanggar segala perintahnya. 

B)    Kehidupan Ekonomi
    Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing berkembang pesat. Masyarakat kerajaan kalingga telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang di sebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan dengan teratur. Selain itu, kegiatan ekonomi masyarakat lainnya, di antaranya bercocok tanam, menghasilkan kulit, penyu, emas, perak, cula badak, dan gading serta membuat garam. Kehidupan masyarakat holing tentram. Hal itu di sebabkan karena di Holing tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu, rakyat Holing memperhatikan pendidikan. Hal itu terbukti dengan adanya rakyat Holing telah mengenal tulisan dan ilmu perbintangan.

C)    Kehidupan Agama
     Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh ajaran Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan masyarakat Holing mayoritas beragama Budha.
Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina berkeinginan menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou-ei-Ning. Ia pergi Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina. 

                                          
   SUMBER SEJARAH


1)    Berita Dari Cina
Pendeta I-Tsing menyatakan bahwa pendeta Hwining dan Yunki (pembantu pendeta Hwining) pergi ke Holing pada tahun 664 untuk mempelajari ajaran agama Budha. Ia juga menerjemahkan kitab suci agama Budha dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina. Kitab yang ia terjemahkan merupakan bagian terakhir dari kitab Varinirvana yang mengisahkan tentang pembukaan jenazah sang Budha. dalam  

2)    Prasasti Tukmas
                 
                  HUBUNGAN KERAJAAN HOLING DENGAN NEGERI LUAR 

Pada masa Chen-kuang, raja holing bersama raja To-ho-lo To-p’o-teng menyerahkan upeti ke Cina. Upeti tersebut disambut baik oleh kaisar Chen-kuang. Oleh karena itu, kaisar cina mengirimkan balasan yang dibubuhi cap kerajaan kepada mereka. Selain itu, kaisar cina juga memberikan kuda-kuda terbaik kepada raja To-ho-lo.                                                                                 
Pada tahun 813 Masehi, raja holing mengirim upeti lagi ke cina. Utusan tersebut mempersembahkan empat budak sheng-chih, burung kakatua, dan burung p’in- chiat serta benda-benda lainnya. Kaisar amat berkenan hatinya sehingga ia memberikan gelar kehormatan kepada utusan tersebut. Tetapi utusan tersebut memohon agar gelar kehormatan itu diberikan kepada adiknya saja. Kaisar sangat terkesan dengan sikap utusan tersebut sehingga ia memberikan gelar kehormatan kepada keduanya. 
                                                       

                                                   MASA KEJAYAAN

 Pada tahun 674 Masehi, kerajaan kalingga/holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Ratu sima merupakan raja yang terkenal di pemerintahan kerajaan holing. Dibawah kekuasaan Ratu sima ini, kerajaan kalingga/holing mengalami masa kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.
      Pada suatu hari, ada seorang raja yang sangat penasaran dengan kejujuran rakyat holing. Raja itu bernama Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran rakyat holing. Untuk membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing. Utusan tersebut diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh pundi-pundi emas tersebut hingga 3 tahun lamanya. Namun, pada suatu hari sang putera mahkota sedang berjalan-jalan melewati pasar tersebut. Ketika berjalan, kaki putera mahkota tidak sengaja menyenggol pundi-pundi emas. Salah seorang warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan kepada pemerintah kerajaan. Laporan tersebut terdengar oleh ratu sima. Ia langsung memerintahkan kepada hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu merupakan tindakan kejahatan pencurian. Beberapa patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk putera mahkota kepda ratu sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak dibunuh melainkan hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui oleh ratu sima. Oleh karena itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota dipotong.

Friday, 11 May 2012

GENK XTC ( EXALT TO CREAVITY )



Anak extocreat berasal dari sungai guntung yang terdiri dari beberapa orang !!!!!!

ANGGOTA XTC
  1. INDRA D'BEMZ J
  2. Fahmi Don'thaverasengganthecoolboy FromGuntungcity
  3. Syafi'i Stheevent's D'extocreeat
  4. Firman Child Cleopatra
  5. Hadi La Syairus Kogheta
  6. Asyiq Ds
  7. Åm Box Silver Survers
  8. Owen Constantin Brancussi
  9. Faisal susandi d'bad boyz
  10. Idhal Macksevenfold Bieber
nama nama di atas di ambil dari nama facebook , jika ada yang berminat ingin jadi teman kami .

KAMI adalah genk motor yang enggak meresahkan warga , kami genk motor yang ingin mengetahui tentang dunia .
makanya kami menamai genk kami dengan nama exalt to creavity atau di singkat dengan xtc .
pada tau enggak arti exalt to creavity ???
ea exalt to creavity itu artinya meningkatkan kreatifitas , memang sich genk motor kami enggak seperti genk motor lain .
itu karena kami adalah orang orang yang baik , hehehehehe ..
tapi adalah sedikit bengak bengak , namanya uga anak muda .
di situ yang namanya INDRA , dia itu yang paling baik dan yang paling ganteng , hehehe ..
ku rasa cukup dulu ea , lain kali kita jumpa lagi di my blog's .

Indraxtc.blogspot.com